Kampung Jajanan Pasar Kelurahan Pudakpayung Kecamatan Banyumanik menggeliat. Ini terutama dilakukan oleh warga di RW 7. Upaya pihak kelurahan dalam memberdayakan warganya telah dilakukan dengan terselenggaranya Kampung Tematik Jajanan Tradisional.
Di wilayah itu terdapat 30 kepala keluarga mengusahakan pembuatan jajanan tradisional khas Jawa yang produksinya dipasarkan di seluruh wilayah Semarang.
“Kampung tematik ini mulai ada sejak Oktober 2016, karena kebetulan sejak lama warga kami itu usahanya dalam pembuatan jajanan tradisional seperti getuk, klepon, arem-arem, lemper, puding labu, bubur dan beberapa yang lain,” kata Genefo Sodri Anwar, Lurah Pudakpayung, Minggu (26/2).
Yang menarik, selama ini mereka mengelola usahanya itu dengan modal sendiri. Meski pihak kelurahan telah mengajukan bantuan permodalan ke Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang, tapi sampai sekarang belum direspon.
Upaya bantuan itu, seperti dikatakan Ganefo, sebenarnya lebih ke pendampingan seperti pelatihan dan kemasan produk, yakni bagaimana menjadikan produk makanan ini menjadi bersih dan higienis.
“Memang kami telah dibantu oleh Pak Wali (Hendrar Prihadi) sebesar Rpo 200 juta melalui anggaran perubahan, tapi itu untuk perbaikan infrastruktur, misalnya membangun jalan, pot bunga, pendirian gapura (tetenger kampung tematik),” kata Ganefo Sodri Anwar
Di wilayah itu terdapat 30 kepala keluarga mengusahakan pembuatan jajanan tradisional khas Jawa yang produksinya dipasarkan di seluruh wilayah Semarang.
“Kampung tematik ini mulai ada sejak Oktober 2016, karena kebetulan sejak lama warga kami itu usahanya dalam pembuatan jajanan tradisional seperti getuk, klepon, arem-arem, lemper, puding labu, bubur dan beberapa yang lain,” kata Genefo Sodri Anwar, Lurah Pudakpayung, Minggu (26/2).
Yang menarik, selama ini mereka mengelola usahanya itu dengan modal sendiri. Meski pihak kelurahan telah mengajukan bantuan permodalan ke Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang, tapi sampai sekarang belum direspon.
Upaya bantuan itu, seperti dikatakan Ganefo, sebenarnya lebih ke pendampingan seperti pelatihan dan kemasan produk, yakni bagaimana menjadikan produk makanan ini menjadi bersih dan higienis.
“Memang kami telah dibantu oleh Pak Wali (Hendrar Prihadi) sebesar Rpo 200 juta melalui anggaran perubahan, tapi itu untuk perbaikan infrastruktur, misalnya membangun jalan, pot bunga, pendirian gapura (tetenger kampung tematik),” kata Ganefo Sodri Anwar
kabar gembira buat para Ibu-ibu yang masih bingung mencari Snack ketika dapat “Jatah” tempat arisan atau kumpulan yang solusinya bisa langsung ke Kampung Jajanan Tradisional siroto Pudakpayung.Sahabat bisa memilih berbagai macam jenis Snack basah atau kering semacam lemper, arem-arem, sus kering dan banyak lagi.
Uniknya Sahabat bisa memilih langsung dari pembuat Snack atau kue dengan melihat “Plang’ penanda yang tertancap di depan rumah penduduk yang memuat keterangan di rumah tersebut memproduksi Snack apa saja.
Dengan harga yang menurut saya “MURAH” dan hygenies pasti ini merupakan solusi yang mengharukan
Komentar
Posting Komentar